Posted by : Kuroda_Kenta
21 Nov 2013
*hoaaaaaamhhhh.........
ngantuk....
pas ngetik pos ini ternyata udh jam setengah sebelas
Ah iya, ada sesuatu yang harus saya sampaikan
Karena saya ada Ulangan Akhir Semester pada tanggal 4 - 14 Desember 2013, jd sepertinya saya akan vakum selama UAS berlangsung
*halah, padahal yo jg sering vakum di Blogger -_-
Oke, kali ini saya akan berbagi sedikit cerita yang tingkat kehororannya lumayan rendah (soalnya pas saya baca ceritanya gk sebegitu menakutkan =w= )
Cerita tersebut bernama SQUARE, "Segi Empat", yang menceritakan ke-5 orang pendaki yang tersesat di tengah pendakian pegunungan bersalju. Berikut cerita selengkapnya yang saya ambil dari salah satu Blog yang berbagi cerita ini
Hingga suatu saat di tengah badai salju, mereka menemukan sebuah pondok kayu.
Mereka bersyukur dan segera berlindung di dalam pondok kayu itu. Pondok itu berbentuk segiempat. Pondok itu tampak sudah tua, namun masih kokoh.
Celakanya, sama sekali tak ada penerangan di dalam pondok itu, sehingga mereka terpaksa menghabiskan malam dalam kondisi gelap gulita.
Mereka meletakkan jenazah teman mereka di tengah ruangan yang berbentuk segi empat itu.
Mereka mulai bercakap-cakap.
“Malam ini kita tidak boleh tidur. Bila kita tidur, bisa-bisa kita tidak bangun lagi.”
“Ya, aku tahu. Tapi bagaimana caranya? Bila kita tidak melakukan sesuatu, kita pasti akan tertidur.”
“Aku tahu, kita lakukan saja suatu permainan.” Usul salah satu teman mereka, masih dalam kondisi gelap gulita. Mereka sama sekali tak bisa melihat satu sama lain, jadi mereka tak tahu dengan siapa mereka berbicara dan siapa yang mengusulkan permainan itu.
“Permainan apa?”
“Begini, ruangan ini kan berbentuk kotak. Bagaimana jika masing-masing dari kita berempat berdiri di tiap pojok ruangan. Nah, saat permainan dimulai, salah satu dari kita berlari ke pojok ruangan terdekat dan menepuk punggung temannya yang ada di situ. Lalu ia yang ditepuk punggungnya harus berlari lagi untuk menepuk punggung temannya yang ada di pojok terdekat dengannya. Begitu terus hingga kembali ke orang pertama dan diteruskan sampai fajar tiba.”
“Itu ide bagus,” semua orang tampaknya setuju, “Dengan begitu kita akan bergerak semalaman dan tubuh kita akan terasa hangat.”
Akhirnya mereka melakukan permainan itu. Masing-masing dari mereka, sebut saja A, B, C, dan D berdiri di pojok ruangan. A mulai berlari ke B dan menepuk pundak B. B kemudian langsung berlari dan menepuk pundak C. C lalu berlari menepuk pundak D. Dan begitu seterusnya, mereka melakukan permainan itu hingga pagi.
Saat pagi tiba, mereka mulai merasa lega. Cahaya mulai menerangi seluruh ruangan sehingga mereka bisa melihat seisi ruangan. Salah satu teman mereka rupanya mengenali tempat ini dan tahu jalan keluar dari tempat itu.
Namun saat mereka menyadari bentuk ruangan yang mereka tempati sejak semalam, mereka mulai sadar ada yang tidak benar.
Lalu mereka mulai ketakutan.
Permainan itu ternyata tak sesimpel yang mereka duga.
Permainan dimulai ketika A berlari dan menepuk pundak B. B kemudian berlari menepuk pundak C. Lalu C berlari menepuk pundak D. Sampai di sini tak ada masalah. Namun ketika D berlari ke A, semestinya tak ada orang di sana, sebab A sudah berada di B. Benar bukan? Sehingga D harus berlari 2 kali agar dapat menepuk pundak A.
Namun saat mereka bermain, tak ada seorang pesertapun yang harus berlari dua kali.
Saat tiba di A, D menepuk pundak seseorang yang kemudian berlari menepuk pundak A yang sedang berada di B.
Merekapun sadar, permainan ini walaupun dilakukan di ruangan berbentuk segi empat, tak bisa dilakukan oleh empat orang.
Permainan ini harus dilakukan oleh lima orang.
Namun mereka hanya ada berempat saat mereka melakukan permainan itu.
Lalu mereka menatap jenazah teman mereka yang terbujur kaku di tengah ruangan.
Ya, mereka tak hanya berempat di dalam ruangan.
Mereka berlima."
- Sumber: http://mengakubackpacker.blogspot.com/2013/03/urban-legend-13-square.html
Jadi, lain kali kalo mau main di tempat terang aja (~ =w=)~
Anehnya, sebuah video game Persona, katanya, berdasarkan Urban Legend ini
Berikut keterangannya:
- The Persona Game is based on one famous urban legend in Japan, "Square". The origin was about a group of five mountaineers stuck in the heavy blizzard, one member died and was buried. When the remaining four mountaineers reached a small abandoned house, they found there was nothing left for them to light some fire. In order to keep everybody stay awake, they began the activity which performed exactly like in Persona which four participants stand in the four corners and each turn one person walks anti-clockwise to tap the next person and then continue. The strange thing of this activity is that there would be no person for the fourth participate to tap if he/she does not turn and walk longer than other participates do. Since the game went smoothly that no one reported has walked extra distance, leading them to believe there was the mysterious fifth participant in the game, the ghost of the mountaineer died before the others had reached the abandoned house.
- Sumber: Megami Tensei Wikia
Ada yang sampai berpikir bahwa hal tersebut akan terjadi pada Anda? Bisa jadi
Kalo saya, ya udah, mau takut ya takut, 'luweh' ya 'luweh'
(Jujur, kemarin saat saya mengikuti festival SMAN 3 Semarang, JSoul dan mengikuti wahana Obake House sampe entah harus bagaimana)
Baik, sekian dari saya
Mohon maaf atas segala kekurangan akhir-akhir ini karena akhir-akhir ini juga saya lumayan malas =="
Terima kasih
~ PAC :v